UNAGI4D - Tertinggi Sejak 2020, Ekspor Tiongkok ke AS Anjlok 34% pada Mei 2025
byUnagi4DNews-
0
Pertumbuhan ekspor Tiongkok gagal memenuhi ekspektasi pada bulan Mei 2025, terdampak oleh penurunan tajam dalam pengiriman ekspor ke AS. https://unagi4d.com/
Mengutip CNBC International, Senin (9/6/2025) ekspor Tiongkok ke AS anjlok 34,5% pada Mei 2025, menandai penurunan paling tajam sejak Februari 2020, menurut Wind Information.
Impor Tiongkok dari AS juga turun lebih dari 18%, dan surplus perdagangan Tiongkok dengan Amerika menyusut 41,55% secara tahunan menjadi hanya USD 18 miliar atau Rp292,6 triliun. https://unagi4d.demogamefree.com/index.html
Sedangkan ekspor Tiongkok secara keseluruhan masih tumbuh 4,8% dalam dolar AS pada Mei 2025 dari tahun sebelumnya, menurut data bea cukai negara itu.
Impor Anjlok
Sementara impor Tiongkok anjlok 3,4% pada bulan Mei, menandai penurunan drastis dibandingkan dengan ekspektasi ekonom sebesar 0,9% penurunan.
Hal itu sebagian besar diimbangi oleh pengirimannya ke negara Asia Tenggara, yang melonjak hampir 15% dari tahun sebelumnya, dan pengiriman ke negara-negara Uni Eropa dan Afrika, yang masing-masing tumbuh 12% dan lebih dari 33%.
Namun, total surplus perdagangan Tiongkok meningkat 25% menjadi USD 103,2 miliar (Rp1,6 kuadriliun) pada bulan Mei 2025.
Ekspor Melambat
Namun, pertumbuhan ekspor pada bulan Mei melambat secara signifikan dari lonjakan 8,1% pada bulan April ketika lonjakan pengiriman ke negara-negara Asia Tenggara mengimbangi penurunan tajam barang keluar ke AS.
Pengiriman ekspor Tiongkok ke AS telah anjlok lebih dari 21% pada bulan April, karena tarif yang mahal mulai berlaku.
"Tarif yang mahal baru dicabut pada pertengahan Mei, kerusakan sudah terjadi," kata Tianchen Xu, ekonom senior di Economist Intelligence Unit.
Data bea cukai menunjukkan ekspor tanah jarang Tiongkok turun 5,7% dari tahun lalu menjadi 5.865,6 ton, karena Beijing memperketat pembatasan ekspor mineral penting tersebut untuk mendapatkan pengaruh selama negosiasi perdagangannya dengan pemerintahan Trump.