Hubungan antara Thailand dengan Kamboja kembali memanas setelah terjadinya baku tembak singkat dan tewasnya seorang tentara Kamboja di perbatasan kedua negara pada 28 Mei 2025. Insiden tersebut berlangsung di wilayah perbatasan yang telah lama menjadi sengketa antara kedua negara. https://unagi4d.com/
Kronologi Baku Tembak
Insiden baku tembak antara Thailand dengan Kamboja bermula ketika kedua belah pihak terlibat dalam patroli di daerah yang diperebutkan. Menurut laporan ABS-CBN, insiden baku tembak selama 10 menit itu terjadi di wilayah sengketa yang terletak di Provinsi Preah Vihear, Kamboja, dan Provinsi Ubon Ratchathani di timur laut Thailand. Kedua negara saling klaim dan berbeda pendapat soal siapa yang memulai tembakan. https://unagi4d.demogamefree.com/index.html
Militer Thailand menuding, pasukan Kamboja memasuki wilayah tumpang tindih dan melanggar kesepakatan, lalu mengirim pasukan untuk menghadang. Pasukan Kamboja disebut lebih dulu menembak, memicu bentrokan. Sebaliknya, juru bicara militer Kamboja menyebut Thailand yang memulai tembakan. Meski situasi kini stabil, kedua pasukan masih berada di lokasi.
Konflik ini mengulang ketegangan lama sejak 2008 terkait kuil kuno Preah Vihear yang berusia 900 tahun. Pertikaian wilayah di sekitar kuil itu pernah menewaskan sedikitnya 28 orang sebelum Mahkamah Internasional menetapkan wilayah tersebut milik Kamboja.
Latar Belakang Konflik Kedua Negara
Pada 2000, Thailand dan Kamboja sepakat membentuk Komisi Batas Bersama guna menyelesaikan sengketa secara damai, tetapi belum banyak kemajuan yang dicapai. Klaim atas situs bersejarah kerap memicu ketegangan, seperti pada 2003 ketika terjadi pembakaran Kedutaan Besar dan bisnis Thailand di Phnom Penh akibat pernyataan selebritas Thailand soal status Angkor Wat yang terdaftar sebagai Warisan Dunia di Kamboja.
Kuil Preah Vihear atau Khao Phra Viharn di Thailand, menjadi pusat konflik selama puluhan tahun. Mahkamah Internasional pada 1962 memutuskan kuil itu milik Kamboja, tetapi Thailand masih mengklaim wilayah di sekitarnya. Ketegangan memuncak pada 2008 saat Kamboja mendaftarkan kuil tersebut sebagai Warisan Dunia UNESCO, memicu bentrokan dan korban jiwa, termasuk dalam baku tembak pada 2011. Pada 2013, ICJ kembali menegaskan bahwa tanah di sekitar kuil juga milik Kamboja dan memerintahkan pasukan Thailand mundur.
Setelah insiden baku tembak pada 28 Mei 2025, kedua negara sepakat untuk meredakan ketegangan, mencegah konflik lebih lanjut, dan berdialog pada 14 Juni. Pernyataan bersama dikeluarkan untuk menegaskan komitmen menjaga perdamaian dan kedaulatan. Meski begitu, pasukan kedua negara tetap siaga di perbatasan sehingga kekhawatiran akan konflik masih ada.
Kamboja menilai mekanisme penyelesaian yang ada belum efektif dan berencana membawa sengketa empat wilayah perbatasan ke ICJ. Sementara itu, Thailand menolak putusan ICJ dan memilih menyelesaikan masalah secara bilateral.
Harapan Penyelesaian dari Kedua Negara
Usai insiden baku tembak antara kedua negara, harapan untuk penyelesaian tetap diperlukan. Dinukil dari Antara, Minggu 8 Juni 2025, Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Manet dalam unggahan Facebooknya menyatakan keinginannya untuk menyelesaikan masalah perbatasan dengan Thailand secara damai.
Usai insiden baku tembak antara kedua negara, harapan untuk penyelesaian tetap diperlukan. Dinukil dari Antara, Minggu 8 Juni 2025, Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Manet dalam unggahan Facebooknya menyatakan keinginannya untuk menyelesaikan masalah perbatasan dengan Thailand secara damai.
“Kamboja menganut prinsip-prinsip menjaga perdamaian, persahabatan, dan kerja sama yang baik dengan Thailand,” demikian keterangan Hun Manet dari laman Facebooknya yang dikutip dari Antara. Lebih lanjut, Manet mengatakan bahwa Kamboja telah memutuskan untuk membawa sengketa tersebut ke Mahkamah Internasional.
Hun Manet menyatakan Kamboja akan terus bekerja sama dengan Thailand untuk mengukur dan menetapkan batas wilayah melalui Komisi Perbatasan Gabungan kedua negara. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Thailand Nikorndej Balankura, meminta Kamboja menurunkan ketegangan di perbatasan agar tidak terjadi eskalasi.
Setelah baku tembak akhir Mei lalu, Nikorndej mengatakan Thailand menahan diri dan berupaya menyelesaikan masalah secara damai lewat jalur diplomasi. Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia sekaligus Ketua ASEAN 2025 Anwar Ibrahim, mengabarkan melalui media sosial X pada Jumat 6 Juni 2025 bahwa ia telah berkomunikasi dengan PM Thailand dan Kamboja terkait sengketa perbatasan ini.